Mulailah dengan Awal yang Baik

Awal yang baik sangat berpengaruh bagi kesuksesan suatu proses.
Tanyakan pada seorang pelari, kesuksesannya saat start berpengaruh besar baginya untuk terdepan mencapai garis finish. Ketika ia telat start, maka ia harus bersusah payah untuk mendahului lawan-lawannya. Saking berpengaruhnya, maka kita kenal “curi start” dalam perlombaan lari.

Tanyakan juga pada perenang. Lompatan awalnya sangat berpengaruh untuk kesuksesannya terdepan menyentuh garis finish. Kalau terlalu pendek melompat, atau malah terpeleset, maka ia akan kesulitan mengalahkan lawan-lawannya. Tanyakan juga pada pembalap. Bagaimana pentingnya sebuah start. Kalau bisa, ia harus berada di posisi nomor 1 dalam start.
Begitu juga dalam keseharian kita. Start yang baik di pagi hari akan berpengaruh bagi kesuksesan kita di hari itu.

Kalau kita terbangun tanpa semangat, maka kemurungan akan mengisi hari kita. Tetapi kalau kita terbangun dengan penuh semangat dan bergairah, maka hari yang cerah telah menunggu kita.

Setiap hari adalah pertempuran. Kita harus memenangkan pertempuran dalam setiap harinya. Oleh karena itu, kita harus memasuki pertempuran dengan mental seorang pemenang, bukan pecundang. Dengan begitulah kita bisa berjaya di medan pertempuran.

Boleh saja mensugesti diri ketika bangun tidur dengan kata-kata yang bersemangat. Misalnya, “Selamat datang di hari yang menyenangkan…”, atau “Selamat pagi, waah senangnya bertemu hari yang baru…”. Kata-kata motivasi tersebut semoga bisa membuat kita lebih bersemangat mengarungi itu.

Tapi ada kata-kata yang penuh motivasi yang diajarkan oleh Rasulullah. Kata-kata yang bukan sekedar mantra, tapi menyemangati kita. Kata-kata tersebut dalam bentuk doa.
Terdapat dalam hisnul muslim, bacaan ketika bangun tidur ialah: “Alhamdulillahilladzi ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihinnusyuur.” “Segala puji bagi Allah, yang membangunkan kami setelah ditidurkanNya dan kepadaNya kami dibangitkan.” Doa tersebut bisa menjadi kata-kata penyemangat kalau diresapi ketika diucapkan, asal bukan sekedar ucapan rutin tanpa penghayatan, apalagi bila tidak diucapkan. Kata-kata tersebut bukan mantra, tapi doa yang maknanya menyemangati. “Alhamdulillah”. Ucapan syukur seorang hamba atas berbagai nikmat-Nya. Melalui ucapan pertama ketika bangun tidur, Rasulullah mengajak kita untuk menyadari bahwa hidup kita berada dalam limpahan nikmat-Nya. Dan seperti hari-hari yang lain, hari yang akan kita masuki adalah hari yang berlimpahan nikmat-Nya. Ada segudang nikmat tak terhitung yang menunggu kita di hari itu. Dan bersiap lah mendapatkan nikmat yang lebih besar lagi melalui ucapan tersebut.

“Allah tidak memberikan nimat kepada seorang hamba yang kemudian ia membaca Alhamdulillah, melainkan nikmat yang Dia berikan lebih baik dari apa yang diterima oleh hamba itu.” (Diriwayatkan Ibnu Majah dari Ibnu Umar).

Kalau kita tahu bahwa ada nikmat yang berlimpah yang akan menunggu kita, lalu apa yang membuat kita tidak bergairah menyambut hari? Maka ucapkanlah “Alhamdulillah” dengan senyum dan penuh penghayatan, menghadirkan kata-kata tersebut ke dalam hati dan tulus berterima kasih kepada Allah swt atas segala nikmat-Nya.

“Alladzi ahyanaa ba’da maa amatanaa…”. Setelah mengucapkan syukur, kesadaran kita diarahkan pada kenyataan bahwa kita sedang hidup. Kita mendapatkan kehidupan setelah melalui proses kematian kecil – yang juga adalah nikmat-Nya yang lain. Kehidupan inilah yang menjadi objek syukur dalam doa ini. Dan Allah lah yang memberi nikmat tersebut.

Ya, kehidupan itu adalah sebuah nikmat. Karena melalui kehidupan lah kita bisa merasakan berbagai nikmat tak terhitung dari Allah. Dan melalui kehidupan, kita mendapat kesempatan berbuat untuk kehidupan yang lain di akhirat nanti, yang kekal abadi. Karena itu bersemangat lah menjalani nikmat Allah yang satu ini!!!

“Wa ilaihin nusyuur”. Doa ini, kata-kata penyemangat ini, ditutup dengan kesadaran bahwa kita akan kembali pada-Nya. Kesadaran ini membuat kita bertambah semangat lagi, karena kita sebagai seorang muslim tentu menginginkan perjumpaan dengan-Nya. Seorang muslim mustilah rindu begitu sangat kepada-Nya.

Maka bagi orang yang rindu akan perjumpaan pada-Nya, bersemangatlah menggunakan nikmat hari yang cerah ini untuk diisi dengan amal sholeh. Ayo semangat!!!

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS Al Kahfi : 110)

Kesadaran bahwa kita akan kembali pada-Nya, akan membuat kita bergairah mengarungi hidup walau pun kita sadar kita memiliki masalah. Tertanam dalam kesadaran kita, bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, dan akan kembali kepada Allah. Kita sadar bahwa berbagai penyakit dan musibah yang kita hadapi adalah dari Allah – dengan tujuan untuk menguji kita, dan Allah lah tempat kita memohon agar Ia rela mengambil semua penyakit dan masalah kita. “Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un”

Allah lah tempat kembali kita. Kita ‘mentok’ kepada-Nya. Penggal ini dalam doa sesudah tidur, membuat kita menjadi optimis dan bersemangat menghadapi berbagai masalah yang ada, karena kita punya Allah. Kita punya Allah. Kita serahkan pada-Nya berbagai permasalahan kita. Dan ia adalah sebaik-baik Pemecah Masalah.

Ayo, semangatlah mengarungi hari yang baru. Awali hari ini dengan start yang baik, yang elegan. Motivasi diri kita dengan sunnah Rasulullah, doa bangun tidur.

0 komentar:

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP